Avenger : Endgame
"I Love you 3000."
- Tony Stark
Avengers Endgame merupakan film movie pertama yang saya tonton di bioskop untuk tahun ini, dan saya tidak menyesal sedikitpun. Film ini menceritakan tentang lanjutan dari cerita Avengers : Infinity Wars yang difilm sebelumnya berpusat pada sang villain Thanos, dan sekarang berfokus pada pahlawan-pahlawan kita Avengers. Sejujurnya saya menaruh ekspetasi yang sangat tinggi pada film ini setelah melihat film avengers sebelumnya. Bagaimana sang sutradara mengekskusi dan bagaimana cara mengakhiri tanpa meruntuhkan ekspetasi kita sebagai penonton.
Setengah jam pertama cerita berlalu cukup kelam karena menceritakan fase depresi para hero yang tersisa setelah gagal menyelamatkan setengah dari populasi di bumi. Ada Iron Man yang melanjutkan hidupnya berdua dengan Pepper, ada Hulk yang sudah bergabung dengan Alter-egonya sendiri, ada Captain America yang membuat sebuah grup konsultasi bersama warga yang masih bertahan, tentu saja di selingi humor khas marvel yang membuat saya tersenyum. Saya pikir ini cukup menarik karena pahlawan juga tentunya seorang manusia yang bisa merasa kesal, sedih susah senang bahkan depresi.
(spoiler alert)
Setelah itu dilanjutkan dengan nostalgia para hero yang tersisa terbang ke masa lalu untuk mengambil kembali batu-batu akik yang dimaksudkan untuk mengembalikan orang-orang yang hilang. Banyak adegan yang mengundang tawa banyak juga adegan yang mengundang duka, moment favorit saya adalah ketika Iron Man bertemu dengan Ayahnya sendiri di masa lalu. Ayahnya bercerita kepadanya bagaimana rasanya menjadi ayah, karena hari itu istrinya tengah hamil dan ia sangat grogi, Iron Man atau Tony Stark menjawab dengan grogi dan diakhir pertemuan dia memeluknya dan berterimakasih. so sweet.
Jujur selama 10 tahun terakhir ini saya sendiri belum menonton semua movie marvel yang bersangkutan dengan avengers, belum menonton Thor yang pertama ataupun Hulk, tapi rasa yang didapatkan tetaplah sepadan bahkan tidak terhitung berapa kali bulu kuduk saya merinding, berapa kali saya bertepuk tangan, dan berapa kali saya sorak-menyorai bukan tanpa alasan tapi karena selama 10 tahun ini saya bisa melihat perkembangan kehidupan mereka, perkembangan konflik mereka, bahkan menjadi saksi atas perjuangan mereka. Saya tidak bisa berkata-kata lagi dan sangat bersyukur bisa melihat akhir dari kisah mereka yang dikemas melebihi ekspetasi saya sendiri.
Thank you, I love you 3000.
(5/5)
3000 woyy
BalasHapus